Thursday, October 11, 2007

Doxology/Doksologi

Doksologi (Doxology)
(tune : Mazmur 100)

Words by Thomas Ken, 1637-1711

Praise God, from Whom all blessings flow
Praise Him, all creatures here below
Praise Him above, ye heavenly host
Praise Father, Son, and Holy Ghost
Amen


Doxology diambil dari kata ‘Doxa’ = kemuliaan dan ‘Logos’ = Firman. Makna Doksologi/doxology adalah doa dan puji-pujian kepada Allah. Mengembalikan segala kemuliaan kepada Tuhan.
Bangsa Israel (kalangan Yahudi) biasa menggunakan doxology untuk mengakhiri suatu doa/ibadah. Doa Bapa Kami juga ada kalimat doxology (Sebab Engkaulah Raja Yang Mulia dan Berkuasa untuk selama-lamanya. Amin). Dalam surat-surat rasul Paulus, sering menulis akhir suatu bagian dengan kata ‘Amin’ yang mengacu pada kalimat sebelumnya yang merupakan doxology.
Kalimat Doxology yang dinyanyikan gereja-gereja di seluruh dunia selama hampir 350 tahun ini dituliskan di tahun 1674 oleh Thomas Ken, seorang bishop Anglikan di Inggris. Bishop Ken ini sangat berani dan dengan terus terang menegur kerusakan moral dari siapapun bahkan penguasa pemerintah saat itu.
Bishop Ken menulis beberapa hymn. Dia rindu orang Kristen bisa menyatakan pujian mereka kepada Allah tanpa dibatasi hanya pada kalimat-kalimat kitab Mazmur dan kalimat pujian lainnya dalam Alkitab yang biasa dinyanyikan orang Kristen masa itu. Kalimat-kalimat yang tidak saja berupa pujian tetapi juga pengajaran. Dia ada lah salah satu penulis hymn pertama yang kalimatnya bukan dari Mazmur.
Salah satunya adalah Doxology. Hymn ini ditulis untuk mengajarkan doktrin Tritunggal. Sebagai salah satu guru di Winchester College, ia mendorong para murid nya untuk bersaat teduh setiap hari dan merenungkan kalimat Doxology ini. Hymn Doxology ini kemudian hari disebut “The Protestant Te Deum Laudamus”. Artinya “Hymn of Praise for Protestant”.

Dalam bahasa Indonesia, diterjemahkan beberapa versi :
Versi 1
Puji Allah Bapa Putra ,
Puji Allah Rohul Kudus KetigaNya Yang Esa,
Pohon slamat sumber berkatAmin

Ini versi terjemahan yang dinyanyikan gereja-gereja Indonesia yang menggunakan buku ‘Puji-Pujian Kristen’ (penerbit SAAT – Seminari Alkitab Asia Tenggara) setiap minggu. Mengajarkan doktrin Tritunggal.
Ekspresi dibawa klimaks pada kalimat ‘pohon slamat sumber berkat’. Istilah ‘pohon s’lamat’ ini diambil dari Alkitab terjemahan lama. Yang berarti ‘Tuhan itu keselamatanku’.
Sayangnya, diterjemahkan kurang sesuai dengan versi asli nya. Dan ritme nya kurang tepat (a b a c –lihat yang di ‘bold’)

Versi 2
Pujilah Khalik Semesta,
Sumber segala KurniaSorga dan bumi puji trusBapa, Putra dan Roh Kudus
Amin

Versi terjemahan Yamuger dalam Kidung Jemaat no. 303. Terjemahan ini tidak persis dari versi asli. Tapi mengandung semua unsur versi asli. Ekspresinya kurang tapi Ritme nya baik (a b a b).

Versi 3
Puji Allah Sumber berkatPuji Dia semua ciptaanNyaPuji Dia para malaikatBapa Putra dan Roh KudusAmin

Versi baru yang diterjemahkan Tim SAAT dalam Kidung Puji-Pujian Kristen (KPPK) no. 53. Semua kalimat diterjemahkan dari versi asli kecuali baris ke 4, kata ‘praise’ tidak bisa diterjemahkan lagi (sama dengan versi 2 dari Timuger). Ekspresi baik dan mengalir ke klimaks di baris ke 4. Ritme kurang pas ( a b a c).

Semua versi menunjukkan kelemahan dari menterjemahkan. Sudah pasti tidak bisa persis dengan aslinya.

Tune (melodi) hymn Doxology yang dinyanyikanpun ada setidaknya 2 versi. Tapi yang paling sering digunakan adalah tune ‘the Old Hundredth’ yang diciptakan oleh Louis Bourgeois, asal Perancis.
Tune ini tadinya digunakan untuk versi bahasa Perancis dari Mazmur 134. Oleh Willian Kethe, tune ini dipakai untuk lagu versi bahasa Inggris dari Mazmur 100. Tune ini kemudian dikenal sebagai “The Hundredth”.

Apapun terjemahannya, apapun tune yang dipakai untuk dinyanyikan, semua nya mengarahkan kepercayaan kita sebagai orang Kristen bahwa Allah itu Tritunggal. Terpujilah namaNya !!






No comments: